PERBEDAAN KKN MAHASISWA UNSOED DAN KKN MAHASISWA UNJ
Kuliah
Kerja Nyata atau kita singkat menjadi KKN adalah hal yang lazim kita temui di
setiap Universitas, baik itu Universitas Negeri ataupun Swasta, secara
filosofis KKN adalah wujud pengabdian dari kaum intelektual yang berada di
lingkungan Universitas kepada rakyat di sekitarnya, bahkan di Universitas
Jenderal Soedirman kita yang tercinta ini program KKN dijadikan mata kuliah
wajib dengan bobot 3 SKS bagi seluruh mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan
S1.
Di
Unsoed sendiri, mahasiswa yang sudah dapat mengambil program KKN, hal yang
paling utama mesti dipersiapkan adalah persoalan biaya, KKN di Unsoed proporsi
kuotanya paling besar terbagi menjadi dua, KKN Posdaya dan KKN tematik, sudah
menjadi rahasia umum bahwa jika kita ingin menghemat biaya selama KKN kita
dapat mengambil program KKN tematik, karena biaya program KKN tematik dibiayai
oleh Universitas dan sudah ter-program, dan KKN Posdaya sendiri adalah KKN yang
lebih bersifat bebas dalam penentuan pembuatan programnya daripada KKN tematik,
karena didalam KKN posdaya ini mahasiswa lah yang bebas menentukan program
kerja mereka selama 35 hari mengabdi, tapi persoalannya adalah biaya yang
sangat besar untuk menjalankan KKN posdaya dan tidak ada bantuan sedikit pun
dari Universitas.
Ketika
ditanya tentang bantuan finansial untuk peserta KKN posdaya dan juga bantuan
untuk seluruh mahasiswa KKN lainnya, ketua LPPM Unsoed mengkonfirmasi bahwa tidak ada pemberian bantuan finansial apapun
kepada mahasiswa KKN karena pembiayaan KKN mahasiswa hanya ada pada pembiayaan
manajemennya saja, dan sisanya untuk biaya hidup, biaya makan dan sewa rumah
ditanggung oleh mahasiswa, banyak mahasiswa bertanya, bukankah kita sudah
membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang mana UKT tersebut meng-cover semua
biaya pendidikan setiap mahasiswa selama 1 semester, sedangkan program KKN
adalah program belajar/pendidikan yang seharusnya ditanggung oleh UKT, tetapi
kenapa tidak ditanggung?.
Menjawab
pertanyaan tersebut, ketua LPPM mengatakan bahwa yang ditanggung UKT didalam
rincian biaya unit costnya adalah biaya manajemen KKN saja, dan didalam sistem
UKT penarikan dari mahasiswa untuk program manajemen KKN adalah sebesar Rp.
200.000, jadi diluar manajemen KKN mahasiswa yang menanggungnya sendiri.
Anggaran 17 Miliar LPPM Unsoed
Mengkritisi
hal tersebut masih ada beberapa pertanyaan yang masih belum terjawab hingga
saat ini dan penulis pun juga penasaran akan hal tersebut, yaitu:
·
Adakah
penyesuaian anggaran KKN terhadap kenaikan UKT yang terus menerus terjadi
setiap tahun?, seharusnya ketika UKT semakin mahal, maka biaya-biaya lain
seperti KKN juga harus ditanggung oleh UKT tersebut.
·
Apakah tidak ada
pendanaan program KKN dari BOPTN (bantuan operasional perguruan tinggi negeri)
?
Dana
anggaran untuk LPPM tahun ini sebesar 17 miliyar Rupiah, ketika dikonfirmasi
ketua LPPM mengatakan bahwa dananya sekitar 14-15 miliyar, ya intinya tetap
saja anggaran ini sangat besar, bahkan melebihi anggaran setahun untuk Fakultas
yang menaungi ribuan mahasiswa, mengenai penggunaan dana ini, beliau mengatakan
bahwa dari dana tersebut untuk operasional LPPM hanya kisaran 10-15%, dan
80-90% dana ini digunakan untuk penelitian dan pengabdian dosen, sebenarnya
anggaran miliyaran tersebut tidak dipegang oleh LPPM, karena saat ini sejak
tahun 2010 Unsoed menggunakan sistem keuangan satu pintu, semua uang ada di
Rektor, jadi walaupun dananya besar, LPPM harus menggunakan Proposal seperti
yang sudah dirancang di RAB untuk pencairan dananya, jadi uang senilai lebih
dari 10 miliyar tersebut ya hanya uang lewat, balik ke dosen, tidak dipegang
oleh LPPM ujar beliau.
Dari
dana yang sangat besar ini, tidak ada sejuta apalagi satu miliyar yang dapat
digunakan untuk membantu meringankan beban mahasiswa selama KKN, dan lebih dari
80% dari dana ini digunakan untuk penelitian dosen, penelitian apakah yang
dimaksud?.
Prof
Suwarto selaku ketua LPPM mengatakan bahwa penelitian dosen yang dimaksud
adalah penelitian ilmiah dan program pengabdian kepada masyarakat, sebelum
melakukan penelitian atau program pengabdian, dosen harus mengajukan proposal
kepada LPPM, biasanya pendanaan tergantung dari jenis penelitiannya, dosen muda
jika proposalnya tembus mendapat dana 20 juta Rupiah, dosen senior bisa
mendapat 30 juta atau lebih, dan saat ini kami sudah menerima 400 laporan hasil
penelitian dan pengabdian dosen, tapi kelemahan dari kita adalah dari
penelitian tersebut tidak dibuat jurnal ilmiah taraf internasional, kan sayang
padahal terdapat ilmu atau sesuatu yang baru dan dapat dipatenkan.
Mahasiswa UNJ (Universitas Negeri
Jakarta) diberikan dana sebesar Rp. 500.000 per-orang
Tiga
orang narasumber kami yang merupakan mahasiswa UNJ semester 7 menuturkan bahwa
ketika menjalankan KKN mereka diberi uang sebesar Rp. 500.000 per orang dan
tambahan dana sebesar Rp. 3.000.000 per kelompok, ujar Tataq, salah satu mahasiswa UNJ angkatan 2013.
Dan
ketika ditanya apakah pemberian dana dari Universitas untuk mahasiswa KKN
bersifat rutin tiap tahun, Shafwan mahasiswa UNJ lainnya mengatakan bahwa “ pas
tahun 2015 dikasih 3 Juta per kelompok sama 500 ribu per orang dan itu bukan
tematik, Tahun 2016 Cuman 500rb/ orang tematik.”
Untuk
mengkonfirmasi hal tersebut, kami melakukan wawancara kepada Ketua LPPM UNJ
(Universitas Negeri Jakarta) mengenai apakah benar bahwa UNJ memberikan dana
kepada mahsiswa KKN nya dan sumber pendanaan tersebut.
Ibu
Etin selaku ketua LPPM UNJ mengatakan bahwa , “ kami memberikan dana KKN
bersumber dari BOPTN, sehingga mahasiswa mendapat dana individu,, media untuk
kelompok 1 juta, bantuan dana menginap 1 Juta per kolompok untuk 10 orang,
antar jemput dan pulang, dana perjalanan buat dosen, dana untuk dikasih kepada
Desa, Camat, masing-masing 2 x Rp. 500.000.
Berbicara
tentang dana BOPTN yang berarti Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri,
setiap PTN di Indonesia mendapat dana BOPTN per tahun, dan BOPTN sendiri merupakan
sumber pemasukan Universitas selain UKT dan Bisnis Universitas (apabila
Universitas tersebut sudah PTN-BH), dan untuk mengetahui berapa jumlah dana
BOPTN Unsoed tahun ini dan penggunaannya kami berusaha menemui Pak Rektor dan
sayang beliau sedang dinas keluar kota, untuk itu kami sudah mengatur pertemuan
dengan Pak Rektor melalu staffnya senin depan, tunggu berita kami selanjutnya.
Reported
By Edogawa
0 komentar:
Posting Komentar