LPM Memi FEB UNSOED

Laman

Kamis, 25 Mei 2017

MISTERI CALON DEKAN FEB TERKUAK

LPM Memi- Purwokerto, Kamis (25/5) Gelap tanya siapa kandidat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed), akhirnya terjawab. Ialah Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pemasaran, Prof. Dr. Suliyanto, SE., MM, sebagai satu-satunya Calon Dekan FEB Unsoed masa kerja 2017-2021.

Selasa kemarin, bertempat di Gedung Roedhiro Lantai 3, pihaknya telah menyelenggarakan pemaparan visi dan misi, serta program kerjanya, yang nantinya dilanjutkan dengan agenda Penetapan Calon Dekan oleh Senat FEB beserta Rektor Unsoed. 


MENGIMINGI PROGRAM

Dalam acara tersebut, Prof. Suliyanto menjelaskan bahwa dirinya tetap mengusung Visi FEB Unsoed, yakni “Tahun 2020 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Unggul Dalam Pengembangan Iptek yang Berorientasikan Pada Bisnis dan Perekonomian Daerah”. “Tidak setiap ganti dekan visinya ganti, jadi tetap berusaha mencapai visi itu (FEB Unsoed –red),” jelasnya, ketika berada di mimbar acara tersebut. 

Dirinya menjabarkan bahwa kata kunci dari visinya adalah “unggul”, yaitu dalam pengelolaan fakultas yang memiliki tata pamong yang baik, mahasiswa dan sumber daya manusia yang berkualitas, jaringan alumni yang kuat, mutu akademik dan sarana prasarana yang baik, kemandirian dan akuntabilitas keuangan, pengabdian masyarakat yang edukatif, memiliki jejaring kerjasama yang luas dan menguntungkan, serta memiliki sistem informasi yang baik.

Berdasarkan penjelasan mengenai Visinya, dia juga memunculkan isu strategis yang mengacu pada standar yang ada di dalam penilaian kualitas pengelolaan fakultas dan turunannya, yang masuk pada standar Badan Akreditasi Negara Perguruan Tinggi (BAN PT). Pihaknya memasukan isu strtegis tersebut kedalam 9 bidang kerja yang direncanakanya, Bidang Tata Pamong, Mahasiswa dan Lulusan, Sumber Daya Manusia, Akademik, Sarana dan Prasarana, Keuangan, Penelitian dan Proposal Kreativitas Mahasiswa (PKM), Kerjasama, dan Sistem Informasi.

PERCEPATAN STUDI DAN KLINIK TUGAS AKHIR

Tercantum dalam Rencana Bidang Mahasiswa dan Lulusan, Prof. Suliyanto menggemborkan adanya percepatan masa studi mahasiswa. Masa studi rata-rata mahasiswa masih di atas 4 tahun untuk Strata 1 (S1),  dan di atas 2 tahun untuk Strata 2 (S2), serta masih tingginya mahasiswa Drop Out (DO), khususnya untuk S2.

Dalam rangka percepatan masa studi mahasiswa, dia akan menerapkan program perkuliahan metodologi penelitian berbasis luaran. Program ini menuntut mahasiswa untuk tidak menunda-nunda pembuatan outline penelitian, artinya outline penelitian akan masuk secara serempak. Jadi, pasca kelulusan mata kuliah Metodologi Penelitian (Metopen), outline mahasiswa sudah harus selesai dibuat. 

Tidak hanya itu, dirinya juga menambahkan adanya program “Klinik Tugas Akhir”, yang diperuntukan bagi mahasiswa lambat dalam penyelesaian tugas akhir. Hal ini semacam klinik bagi mahasiswa sakit tugas akhir dari setiap jurusan di FEB, yang mengakomodir bimbingan dan konsultasi secara berkesinambungan dan konsisten.

TIDAK PUAS TERHADAP PELAYANAN BAPENDIK?

Hal yang pastinya tak terlewatkan dari kehidupan mahasiswa di kampus adalah wara-wiri masalah administrasi dan akademik. Tak jarang juga, banyak dari mahasiswa yang mengeluhkan bahkan kesal terhadap pelayanan Bagian Pelayanan Akademik (Bapendik). Nampaknya, melalui Program Bidang Akademik, Prof. Suliyanto cukup tergerak untuk meningkatkan kualitas pelayanan akademik di FEB Unsoed.

Walaupun pihaknya belum mendapatkan data tentang tingkat kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan akademik, dia menganggap perlu diterapkanya pelayanan berbasis ‘Service Quality (Servqual)’, yakni penataan ulang maupun perbaikan  tata ruang bagian akademik dalam segi penampilan.

Pengembangan pelayanan akademik berbasis e-office pun turut diprogramkan. E-office akan cepat menjawab kebutuhan mahasiswa terkait surat menyurat. “Dengan E-office, mahasiswa kalau ngurus surat keterangan aktif, beasiswa dsb, tidak usah menunggu terlalu lama, bahkan hari itu juga sudah bisa selesai,” terangnya.

Tak berhenti sampai disitu, survei kepuasan mahasiswa yang terkomputerisasi terhadap kinerja tenaga pelayanan akademik, akan terus dilakukan. Mahasiswa dapat menilai pelayanan Bapendik di layar monitor (ala ritel modern seperti Al*a Mart), puas dan tidak puas. “nanti mahasiswa dapat mencet tombol di monitor ‘excellent atau poor’ terkait pelayanan Bapendik,” tegasnya.

TANGGAPAN PENDAHULU

“Hati-hati lah terhadap uang!” tandas Dr. Pramono Hari Adi, MS., Dekan FEB yang masih resmi menjabat. Dirinya berpesan untuk mempelajari sejarah dari orang tua, yang pernah terjerat masalah dengan ‘uang’. Posisi dekan yang gampang tersandung permasalahan uang, menuntut kehati-hatian dalam menunaikan amanahnya, agar terhindar dari jerat korupsi.

Tak ketinggalan, program internasional yang dirinya rintis, harus terus ditingkatkan secara kualitas melebihi capaian-capainya. Dalam masa jabatanya, Pramono telah mencapai setiap tahunnya, program Internasional dapat mencapai setidaknya satu Memorandum of Understanding (MoU) dengan universitas di luar negeri. 

ASA MAHASISWA

Di dalam kegiatan tersebut, mahasiswa pun turut berpartisipasi, yakni melalui perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswanya (UKM). Rizka Sulaiman, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB Unsoed, ber-asa mewakili mahasiswa, bahwa partisipasi mahasiswa dalam memilih Wakil Dekan (WD) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni dirasa perlu. "Saya mewakili mahasiswa FEB, meminta dalam pemilihan WD 3, mahasiswa dilibatkan, karena WD 3 notabene haruslah orang yang mempunyai kedekatan dengan mahasiswa," Ujarnya dalam acara tersebut.

Selain itu, Rizka juga menambahkan agar fasilitas kampus bisa ditingkatkan, terutama jaringan internet di area Sekretariat UKM FEB. "Sinyal wifi di areal sekre perlu ditingkatkan, karena akan mendukung kegiatan mahasiswa, baik masalah akademik, maupun non akademik," imbuhnya dipenghujung acara.

Siapapun Dekan FEB yang terpilih, mahasiswa berharap agar 'pekerjaan rumah' mengenai transparansi kampus dapat terealisasikan, sehingga budaya transparan terkait kebijakan kampus dapat terwujud, bahkan petinggi fakultas pun dapat terbantu menghindar dari jeratan tindak pidana korupsi.

0 komentar:

Posting Komentar